Jumat, 04 November 2011

CERAMAH MENGINGAT MATI

 Hidup hanyalah tempat persinggahan sementara. Adapun kematian,sesungguhnya merupakan awal kehidupan manusia yang kekal danabadi. Nabi Saw bersabda:
“Aku dan dunia bagaikan seseorang yang tengah mengadakanperjalanan di suatu hari yang panas, lalu berteduh sejenak di bawahrindangnya sebuah pohon, lantas pergi meninggalkan pohon itu untukmelanjutkan kembali perjalanan panjang”. (HR. Ibnu Mâjah danAhmad).Allahpun berfirman:
“Kehidupan di dunia ini bagaikan permainan dan senda gurau belaka.Sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yangbertakwa. Apakah kamu tidak berpikir?” (QS. Al-Anâm [6]: 32)Begitu jelas makna hadis dan ayat tadi. Logikanya, kalau kehidupan inibukanlah tujuan akhir, melainkan hanya persinggahan sementarauntuk sebuah perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan, makabekal apakah yang seharusnya kita siapkan untuk sebuah perjalananyamg maha panjang tersebut? Di antara hal yang dapat memotivasidiri kita untuk mempersiapkan bekal tersebut dengan sebaik-baiknyaadalah memperbanyak mengingat mati.Nabi MUHAMMAD Saw bersabda:"Perbanyakkanlah mengingati mati, niscaya kalian akan dapatmenyepelekan kelezatan dunia”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Kalaulah kita bersedia untuk selalu mengejar harta, pangkat dan jabatan yang hanya sementara, bahkan belum tentu semua itu dapatkita rasakan, mengapa kita tidak bersedia untuk mempersiapkan dirikita kepada hal yang sudah pasti akan kita rasakan. BukankahSakaratulmaut adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan rasasakit yang menyerang inti jiwa manusia dan menjalar ke seluruhbagian tubuh, sehingga tak satu pun bagian badan yang terbebas darirasa sakit itu. Malapetaka paling dahsyat di kehidupan paripurnamanusia ini, memberi rasa sakit yang berbeda-beda pada setiaporang, tergantung amal dan ibadahnya.Untuk menggambarkan rasa itu, pernah Rasulullah S.A.W berkata: “Kematian yang paling mudah adalah serupa dengan sebatang duriyang menancap di selembar kain sutera. Lantas Nabi bertanya, apakahduri itu dapat terambil begitu saja tanpa membawa bagian sutera yangkoyak?” Pada kesempatan lain Nabi Saw bersabda: “Sakitnya sama dengantiga ratus tusukan pedang.” Diriwayatkan, ketika ruh Nabi Ibrahim as akan dicabut, Allah SWTbertanya kepada Ibrahim: “Bagaimana engkau merasakan kematianwahai khalilullah (khalilullah berarti sahabat Allah)?“ Beliau menjawab, “Seperti sebuah pengait yang dimasukkan ke dalam gumpalan bulubasah yang kemudian ditarik.”“Yang seperti itulah, sudah Kamiringankan atas dirimu,” kata Allah Swt.Umar bin Abdul Aziz rahimahullah suatu hari menasehati para
sahabatnya, beliau berkata: Jika kalian melewati kuburan, lihatlah...betapa sempitnya rumah-rumah mereka sekarang.-Tanyakan kepada orang-orang kaya mereka, masih tersisakah hartamereka?-Tanyakan pula kepada orang-orang miskin di antara mereka, masihtersisakah kemiskinan mereka?-Tanyakan tentang lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasangmata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan?.-Tanyakan pula tentang kulit-kulit nan lembut dan wajah-wajah cantik jelita, tubuh-tubuh yang halus-mulus, apa yang diperbuat oleh ulat-ulat di balik kain kafan mereka? Lisan-lisan itu telah hancur, wajah-wajah cantik jelita itu telah dimakan ulat, anggota badan mereka telahterpisah-pisah berserakan.-Lalu di mana pelayan-pelayan mereka yang setia?-Di mana tumpukan harta dan sederetan pangkat mereka?-Di mana rumah-rumah gedong mereka yang banyak dan menjulangtinggi?-Di mana kebun-kebun mereka yang rindang dan subur?-Di mana pakaian-pakaian mereka yang indah dan mahal?-Di mana kendaraan-kendaraan mewah kesukaan mereka?-Bukankah mereka kini berada di tempat yang sangat sunyi?-Bukankah siang dan malam bagi mereka sama saja?-Bukankah mereka berada dalam kegelapan?-Mereka telah terputus dengan amal mereka. Mereka telah berpisahdengan orang-orang yang sangat mereka cintai, dengan harta yangmereka puja-puja, dengan gaya hidup yang mereka banggakan.Orang-orang yang mereka cintai tidak mau ikut bersamanya, hartayang mereka tinggalkan malah akan menjadi beban jika digunakanbukan di jalan yang Allah ridhai. Ketika itu, yang masih bermanfaat hanyalah tiga: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anaknyayang shaleh yang mendo’akan dirinya.” Demikianlah nasehat dariUmar bin Abdul Aziz.Sebab Siksa KuburMa’aasyiral muslimin rahimakumullah....Disebutkan oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziah rahimahullah ta’ala,bahwa siksa kubur itu ditimpakan karena berbagai macam dosa danmaksiat, di antaranya adalah:1. Adu domba dan menggunjing.2. Tidak bersuci (cebok) setelah buang air kecil.3. Shalat dalam keadaan tidak suci (kotor).4. Berdusta.5. Lalai dan malas dalam mengerjakan shalat.6. Tidak mengeluarkan zakat.7. Berzina.8. Mencuri.9. Berkhianat.10. Menfitnah sesama umat Islam.11. Makan riba.12. Tidak menolong orang yang dizhalimi.13. Minum khamar (kalau jaman sekarang seperti: minum sempain,ngeplay, ngegele, sabu-sabu, ekstasy dan sejenisnya).14. Memanjangkan kain hingga di bawah mata kaki (menyombongkandiri).15. Membunuh.16. Mencaci sahabat Nabi.17. Mati dalam keadaan membawa bid'ah.
           Kemudian Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa ketaatanyang bisa menyelamatkan kita dari siksa kubur, di antaranya adalah:Yang pertama, Rajin beribadah dan taat kepada Allah Swt denganikhlas.2. Mati syahid di jalan-Nya.3. Membaca surat Al-Mulk.4. Meninggal karena sakit, dan terakhir:5. Meninggal dunia pada hari Jum'at.Husnulkhotimah, adalah sebuah karunia Allah SWT yang khususdiberikan kepada manusia istimewa. Tidak ada ceritanya dalam hidupini istilah “muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga”.Husnul khotimah itu seperti hadiah untuk manusia, atas upayamanusia yang sungguh-sungguh di dalam menjalankan tugas hidup didunia ini. “Seperti mahasiswa yang belajar mati-matian, lalu lulusdengan predikat summa cum laude.” Jadi kita jangan pernah berpikir bagaimana supaya kita bisamendapatkan Husnulkhotimah terlebih dulu, tanpa amal nyata. “Kata-kata mati, harusnya mampu kita hadirkan dalam hati kita setiap hari,” Sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa dengan sering-seringmengingat mati menjadikan seseorang menjadi makhluk yangproduktif, cermat, dan selektif, adalah benar adanya. Ini karena setiappekerjaan yang dilakukannya dianggap sebagai pekerjaan terakhirnya.Karena maut bisa datang kapan dan di mana saja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar